Semua anggota keluarga sudah selayaknya punya tanggung jawab
sama dalam membereskan rumah. Bahkan sekalipun keluarga itu sudah punya asisten
rumah tangga.
Para ibu yang telah memiliki anak pasti juga ingin
mengajarkan sang buah hati tanggung jawab melakukan tugas rumah meski memiliki
pembantu. Hal ini dianggap penting agar anak punya kepekaan sosial yang tinggi
dan mau membantu orang lain.
Tapi, masalahnya, gimana kalau anak ogah-ogahan ketika
diminta membantu membereskan rumah? Apakah boleh memberikan iming-iming uang
agar dia mau mengerjakan tanggung jawab itu?
Menurut survei yang dilakukan Environics Research Group di Kanada, jumlah
orang tua yang setuju dan tak setuju memberikan uang agar anak membereskan
rumah sama besar. Artinya, hal ini masih diperdebatkan, bukan soal boleh atau
tidak boleh.
Seperti para peserta survei itu, para mommies pasti punya
alasan sendiri yang mendukung pilihannya. Mommies yang setuju atas pemberian
uang itu biasanya beralasan:
Tidak mau anak menerima gratifikasi alias dapat uang saku
tanpa berusaha
Mengajari anak bahwa uang itu bernilai penting, sehingga gak
gampang didapatkan
Membuat anak rajin mengerjakan pekerjaan rumah tangga
Adapun mommies yang gak setuju umumnya berpendapat:
Mengajari anak untuk membantu orang lain dengan rela
Tidak mau anak melakukan sesuatu hanya untuk mendapatkan
uang
Mencegah anak terlalu banyak memegang uang sendiri
Aletha Solter dalam bukunya yang berjudul Helping Young
Children Flourish termasuk yang gak merekomendasikan pemberian uang atas
pekerjaan rumah tangga anak. Aletha merupakan pakar perkembangan anak yang juga
pendiri Aware Parenting Institute di California, Amerika Serikat.
Menurut Aletha, anak yang selalu diberi uang untuk
membereskan rumah bakal menolak diminta melakukan kewajiban itu begitu mereka
merasa memiliki uang yang cukup. Di pikiran anak itu, “Buat apa kerja lagi,
uangku udah cukup buat beli es krim.”
keuangan dini PIC 1
Kata orang dulu, anak-anak kalau udah terbiasa pegang duit
banyak bahaya, bisa gatel-gatel tangannya. Yang pasti, anak bisa jadi borosss
Walhasil, mereka gak akan mau mengerjakan pekerjaan rumah
tangga meski ada iming-iming uang. Seharusnya, kata Aletha, orang tua dan anak
bekerja sama dalam rumah tangga. Termasuk dalam melakukan pekerjaan rumah.
Aletha mengkhawatirkan hubungan orang tua dengan anak bukan
lagi hubungan kerja sama, tapi profesional alias membutuhkan duit. Apalagi kalau orang tua menerapkan reward and
punishment alias memberikan uang kalau anak bekerja dan menghukumnya jika
menolak.
Mengajari pendidikan keuangan sejak dini kepa anak itu
penting. Tapi gak bisa dilakkan sembarangan. Agar anak mau membantu membereskan
pekerjaan rumah tanpa imbalan uang, ada tips yang bisa dipraktekkan, yaitu:
1. Bereskan mainan sendiri
Mommies disarankan mengajari anak membereskan rumah sejak
dia berusia 2-3 tahun. Untuk permulaan, ajari buah hati membereskan mainannya
setelah selesai bermain.
2. Anak mengerti tanggung jawab
Orang tua sering mengira anak kecil belum mengerti tanggung
jawab. Sebaliknya, anak bakal cepat mempelajari arti tanggung jawab. Syaratnya,
orang tua harus mengajarinya dengan memberi contoh nyata.
3. Uang saku ya uang saku
Uang saku sepatutnya diberikan secara rutin kepada anak,
tanpa ada syarat. Jika mommies menerapkan aturan uang saku diberikan atas
pekerjaan rumah tangga anak, terjadi” hubungan kerja” antara orang tua dan
anak. Uang saku itu jadi seperti upah yang dibayar berdasarkan pekerjaan yang
selesai.
4. Terima kasih, ya, Nak!
Keuangan Dini PIC 2
Komunikasi dengan anak penting, biar ikatan batin terjaga
tetap kuat.
Daripada uang, lebih baik berikan ucapan terima kasih dan
pujian kepada anak. Ungkapan itu akan membuat anak bangga dan mau melakukan
pekerjaan rumah tangga lagi karena merasa dihargai.
Berikan ungkapan itu dengan kalimat yang konkret. Misalnya,
“Wah, terima kasih, ya, Nak. Setelah kamu membereskan mainan, ibu jadi bisa
lebih cepet masaknya. Kita jadi bisa cepet makan, deh.”
Mengajari pendidikan keuangan sejak dini bagi anak lewat
tugas rumah bisa dilakukan, tapi mommies sebaiknya menimbang sisi positif dan
negatifnya juga. Kalau memberikan uang imbalan pekerjaan rumah tangga kepada
anak dirasa banyak positifnya, bisa dilakukan.
Tapi daripada mommies keluar uang tapi si anak malah gagal
mengelola keuangannya, lebih baik pengeluaran itu diarahkan ke hal lain yang
lebih bermanfaat. Misalnya berinvestasi atau membuka usaha.
Investasi atau usaha yang dijalankan mommies pasti nantinya
berguna juga buat masa depan sang buah hati, kok. Yang penting, mommies wajib
berhati-hati dan cermat dalam menjalankan usaha itu. Jangan sampai kena tipu
orang yang gak bertanggung jawab, ya.
EmoticonEmoticon